Sampai disini saja..

Sampai kapankah kita terlilit dalam jerat simpul ruwetnya dunia? Selalu terbelenggu dalam angan-angan kosong dan bayang-bayangnya yang semu. Tidak bisa lepas dari tawaran dan godaannya yang menipu. Hanya keyakinan kokoh dalam kalbu yang akan menyadarkan kita. Bahwa dunia ini hampa ibarat menjaring asap di udara. Seberapapun pencapaian yang dihasilkan, tetap saja sementara dan akan segera sirna. Apalagi yang masih selalu mencari dan berusaha. Semua janji dunia bukan kepastian yang selalu nyata.

Masihkah kita terjebak dalam simpang jalanan dunia? Langkah kemanakah akan diayunkan? Jalan mana yang akan disusuri? Yakinkanlah hati, bahwa bisikan nafsu akan mengantarkan kepada kebuntuan, bahkan jurang kebinasaan. Kuatkanlah jiwa, bahwa menghambakan diri sebagaimana mestinya adalah kemenangan sejati. Sadarkanlah diri, bahwa memenjarakan syahwat adalah kemerdekaan dan kebebasan yang seutuhnya. Hiburlah hati, bahwa dengannya akan dicapai kebahagiaan dan kedamaian hakiki.

Hingga kapankah terjerembab dalam kubangan lumpur dosa? Adakah jaminan mati setelah bertaubat darinya? Tanyalah jiwa, seberapakah nikmat yang didapatkan? Seberapakah kepuasan dirasakan? Bukankah tidak seberapa, pun segera sirna? Pernahkah terbayang balasan dosa yang dilakukan? Di dunia dipandang sebelah mata, di akhirat azab pedih tiada tara. Belum lagi gundah gulana yang menyelimut jiwa. Bisakah ditakar dan ditimbang dengan senikmat dalam sesat.

Belum tibakah saatnya hati ini tergetar khusyu’ menghadap kepada-Nya? Allah pun telah mempertanyakannya kepada kita; “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” [Terjemah Q.S. Al Hadid:16]. Kapan? Tanyakan itu pada jiwa! Tanyakan lagi, dan terus tanyakan! Apakah ketika sempit, berbagai ujian dan cobaan menghimpit? Apakah ketika Allah mencabut berbagai kenikmatan itu? Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Semoga Allah segera mengilhamkan kalbu ini untuk menimbang dan menilai antara maslahat dan madharat. Selanjutnya merenung dan memikirkan tentang akibat dan balasan yang akan diterima. Sehingga akan tergerak untuk menyesali segala dosa. Kemudian menjauhi dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Bertaubat, kembali kepada-Nya. Kabulkanlah, ya Allah!

Ya, masihkah kita kerasan di dunia? Masihkah keras kepala untuk bergumul dengannya? Ataukah pura-pura tuli tidak mendengar seruan-Nya? Semoga kita bukan termasuk orang yang keras hati. Sadarlah wahai jiwa? Bangunlah dari mimpi kosongmu! Bangkitlah dari kerendahan! Selamatkan jiwa dari kehinaan!
Dipublikasikan kembali oleh @happyislamcom | t.me/happyislamcom | Arsip Fawaid Salafy
Sumber: http://tashfiyah.com/sampai-di-sini-saja/

Tinggalkan komentar